KELAS KATA NOMINA BAHASA MINANGKABAU
Oleh: Yusrizal
Pendahuluan
Freis dalam bukunya, “The Structure of English” membagi kata atas delapan jenis. Delapan jenis kata tersebut adalah nomina, promina, ajektiva, verba, adverbia, preposisi, konjungsi, dan interjeksi. Sedangkan aliran linguistik tradisional lainnya membagi kata atas sepuluh jenis, dengan memasukkan kata sandang dan partikal sebagai kelas kata. Sebagian lagi memasukkan ajektiva dalam kelompok nomina dan menggolongkan sebagai subkelas nomina substantiva dan nomina ajektiva. Dasar dari aliran ini adalah bahwa interjeksi bukan jenis kata melainkan kata kalimat (sentence word). Namun pada dasarnya, asumsi demikian adalah klasifikasi dasar yang dapat diterapkan pada kata dalam semua bahasa, dan aliran ini melengkapinya dengan seperangkat kriteria untuk membentuk klasifikasi tersebut.
Memahami suatu bahasa, kita harus mengetahui jenis kata untuk pemerian dasar ujaran kita dan apa saja penanda jenis kata tersebut. Penanda-penanda itu harus jelas kriteria ujaran yang terdiri dari bentuk-kelas (form classes) atau jenis kata penting tertentu. Oleh karena itu, penanda-penanda yang membedakan jenis kata sangat penting dalam memerikan pola-pola sarana yang mengisyaratkan makna struktural, pemerian yang dibuat dari segi pemilihan jenis kata dan aturan-aturannya.
Dalam bahasa Inggris misalnya, untuk menemukan defenisi atau penanda sebuah jenis kata sering kali terjadi kesalahpahaman. Sebagai contoh, jenis kata nomina. Apakah nomina itu? Defenisi nomina yang biasa ditemukan adalah sebutan orang, tempat atau sesuatu. Tetapi kata blue adalah sebutan warna seperti kata yellow atau kata red. Dalam ungkapan a blue tie, a yellow rose, a red dress, kata blue dan red tidak kita sebut sebagai nomina. Dalam ungkapan tersebut, blue, yellow, dan red, meskipun fakta berdasarkan maknanya dan kata-kata itu adalah sebutan warna, namun bisa juga sebagai ajektiva. Hal ini disebabkan, karena ajektiva juga didefenisikan sebagai kata yang menerangkan nomina atau pronomina.
Defenisi untuk nomina adalah sebutan atau nama yang mengklasifikasikan kata-kata sesuai dengan makna leksikalnya. Sedangkan defenisi untuk ajektiva adalah kata yang menerangkan nomina dan pronomina. Tujuannya adalah untuk mengklasifikasikan kata-kata menurut fungsinya dalam kalimat tertentu. Untuk mencapai tujuan klasifikasi ini adalah mempertimbangkan jenis kriteria. Berdasarkan konsep yang dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk membahas kelas kata nomina bahasa Minangkabau. Bagaimanakah kriteria nomina dalam bahasa Minangkabau?
Keterbatasan kedalaman tulisan dalam makalah ini terletak pada ujaran-ujaran yang secara faktual digunakan oleh penuturnya. Ada bagian-bagian dalam pemakaian nomina di daerah Minangkabau bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam wilayah Minangkabau. Namun demikian, secara umum dapat digambarkan bagaimana kriteria dalam menentukan jenis kata nomina bahasa Minangkabau yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
Nomina
Kelas kata I (nomina = kata benda), dalam bahasa Minangkabau merupakan kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikel indak ‘tidak’ dan mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari ‘dari’.
Ditinjau dari segi bentuknya, kata benda dalam bahasa Minangkabau dapat dibedakan atas:
A. Nomina Dasar
Contoh:
sarawa ‘celana’
baju ‘baju’
ameh ‘emas’
karateh ‘kertas’
kupiah ‘topi’
Faisal mamakai sarawa cabiak.
‘Faisal memakai celana robek’
Kapa tu tabuek dari karateh
‘Kapal itu terbuat dari kertas’
Nomina dari kata dasar dalam bahasa Minangkabau banyak sekali. Pada umumnya nomina ini menunjuk pada makhluk hidup, benda mati, benda yang diperlakukan sebagi manusia, hewan, alam, dan lain-lain.
B. Nomina Turunan
Nomina turunan dalam bahasa Minangkabau dibedakan atas:
1. Nomina Berafiks
Contoh:
parumahan ‘perumahan’
katiduran ‘pelaminan’
mainan ‘mainan’
panggaris ‘penggaris’
Abaknyo mambalian mainan anaknyo di pasa pagi.
‘Ayahnya membelikan anaknya mainan di pasar pagi.’
Urang tu mamasang katiduran di rumah anak daro.
‘Orang itu memasang pelaminan di rumah mempelai wanita.’
2. Nomina Reduplikasi
Contoh:
samuik-samuik ‘semut-semut’
anak-anak ‘anak-anak’
jalan-jalan ‘rekreasi’
Inyo sakaluarga pai jalan-jalan ka Bukik Tinggi.
‘Dia sekeluarga pergi rekreasi ke Bukit Tinggi.’
Samuik-samuik tu babarih di dindiang.
‘Semut-semut itu berbaris di dinding.’
3. Nomina yang berasal dari gabungan proses
Contoh:
buah-buahan ‘buah-buahan’
julo-juloan ‘julo-juloan’
kayu-kayuan ‘kayu-kayuan’
Rudi maambiak buah-buahan tu kasadonyo.
‘Rudi mengambil buah-buah itu semuanya.’
Anak ketek tu lah pandai main julo-juloan.
‘Anak kecil itu sudah pandai main arisan-arisanan.’
4. Nomina yang berasal dari pelbagai kelas kata karena proses
a. Nomina berasal dari penggabungan kata kerja dengan afiks
Akhiran –an + kata kerja
Contoh:
makanan ‘makanan’
minuman ‘minuman’
ganggaman ‘genggaman’
Silahkan dicubo makanan nan alah talatak.
‘Silahkan dicicipi makanan yang sudah terhidang.’
Akianyo lapeh juo gadeih tu dari ganggaman.
‘Akhirnya lepas juga gadis itu dari genggaman.’
b. Nomina berasal dari gabungan afiks dengan kata sifat
Gabungan ka – an + kata sifat
Contoh:
karancakan ‘kecantikan’
kamewahan ‘kemewahan’
kasanangan ‘kesenangan’
Karancakan gadeih tu mambuek anak bujang tagilo-gilo.
‘Kecantikan gadis itu membuat pemuda mabuk kepayang.’
Inyo iduik dalam kamewahan.
‘Dia hidup dalam kemewahan.’
c. Nomina yang berasal dari penggabungan afiks dengan kata bilangan
Gabungan ka – an + nyo + kata bilangan
Contoh:
kasadoannyo ‘kesemuanya’
kasaluruahannyo ‘keseluruahannya’
kaanamannyo ‘keenamannya’
Kasadoannyo nan ado di ladang tu punyo uda tu mah.
‘Kesemuanya isi yang ada di ladang itu punya kakak.’
Anak Pak Abu lumpuah kaanamannyo.
‘Anak Pak Abu lumpuh keenamannya.’
d. Nomina yang berasal dari penggabungan afiks dengan kata keterangan
Gabungan ka – an + kata keterangan
Contoh:
kalabiahan ‘kelebihan’
kasudahan ‘kesudahan’
kalamoan ‘kelamaan’
Kalabiahan pitih tu ambiaklah dek awak.
‘Kelebihan uang itu ambillah olehmu.’
Kasudahan caritonyo sangaik manyadihkan.
‘Kesudahan (akhir) ceritanya sangat menyedihkan.’
e. Penggabungan afiks pada kata kerja
Gabungan –an + nyo + kata kerja
Contoh:
gigitannyo ‘gigitannya’
tarikannyo ‘tarikannya’
potongannyo ‘potongannya’
Tarikannyo sabana kuaik taraso dek ambo.
‘Tarikannya benar-benar kuat saya rasakan.’
Gigitannyo mambuek anak ketek tu manangih.
‘Gigitannya membuat anak kecil itu menangis.’
5. Nominalisasi
Proses pembentukan kata benda yang berasal dari morfem atau kelas kata lain. Proses ini berupa afiksasi, penambahan partikel si, dan partikel nan.
a. Proses Afiksasi
Proses afiksasi yang membentuk kata benda dalam bahasa Minang ditemui sebagai berikut:
1. Awalan paN- +verba = nomina
Contoh:
Ponokok kayu tu alah patah. ‘Pemukul kayu itu sudah patah.’
Inyo manjadi pasuruah kantua. ‘Dia menjadi pesuruh kantor.’
panokok = pa + tokok (pukul)
pasuruah = pa + suruah (suruh)
2. Awalan pi- + verba = nomina
Contoh:
Pitunjuak urang gaek aruih dituruik.
‘Petunjuk orang tua harus dituruti.’
Pitaruah adiak alah uda simpan dalam ati.
Petaruh (simpankan) adik sudh kakak simpan dalam hati.’
pitunjuak = pi + tunjuak (tunjuk)
pitaruah = pi + taruah (simpan)
3. Awalan ga- + verba
Contoh:
Inyo gadang garegak.
‘Dia – besar – balagak – kuat.
“Dia suka bergaya seperti orang kuat.”
Galagak aia tu tadanga sampai kalua.
‘Bunyi air mendidih itu terdengar sampai keluar.’
garegak = ga + lagak (gaya)
galagak = ga + lagak (aksi)
4. Akhiran –an + verba = nomina
Contoh:
Makanan tu alah basi.
‘Makanan itu telah rusak.’
Ambo indak suko minuman kareh.
‘Saya tidak suka minuman keras.’
5. Akhiran –nyo + numeralia = nomina
Contoh:
Sagalonyo ka dibali dek urang kayo tu.
‘Semuanya akan dibeli oleh orang kaya itu.’
Kasadoalahannyo pai mancaliak pameran.
Kesemuanya pergi melihat pameran.’
6. Gabungan pa – an + verba = nomina
Contoh:
Jan baranti sabalun tibo di parantian.
‘Jangan berhenti sebelum sampai di perhentian.’
Anaknyo bakarajo di panggiliangan padi.
‘Anaknya bekerja di penggilingan padi.’
7. Gabungan ka – an + verba = nomina
Contoh:
Inyo kadatangan tamu dari kampuang
‘Dia kedatangan tamu dari kampung.’
Kaduduakan inyo kini dialiahan urang.
‘Kedudukan dia sekarang diganyikan orang.’
b. Proses nominalisasi dengan si
Nominalisasi dapat dilakukan dengan menambahkan si di depan kata dasar.
Contoh:
Inyo digalai urang si kancia, dek karano inyo cadiak.
‘Dia dijuluki orang si kancil karena dia cerdik.’
Alah diagih makan si balang tadi?
Telah diberi makan si belang tadi?’
c. Proses nominalisasi dengan nan
Nominalisasi dapat dilakukan dengan menambahkan nan di depan kata yang dinominalisasikan.
Contoh:
Nan rancak dipiliah untuak manari.
‘Yang cantik dipilih untuk menari.’
Nan bengkok dimakan saruang.
‘Yang bengkok dimakan sarung.’
C. Nomina Paduan Kata
Contoh:
rumah sakik ‘rumah sakit’
urang gilo ‘orang gila’
urang maliang ‘orang maling’
papan tuluih ‘papan tulis’
Rumah sakik M. Jamil Padang sadang dipelokan.
‘Rumah sakit M. Jamil Padang sedang diperbaiki.’
Inyo maapuih papan tulih nan alah panuh jo coretan.
‘Dia menghapus papan tulis yang sudah penuh dengan coretan.’
Nomina paduan kata gabungan
Contoh:
Kasopansantunan ‘kesopansantunan’
Karamahtamahan ‘keramahtamahan’
Panyalahgunoan ‘penyalahgunaan’
Panyalahgunoan kakuasaan alah manjadi hal yang biaso kiniko.
‘Penyalahgunaan kekuasaan sudah hal yang biasa saat ini.’
Kasopansantunan inyo mambuek hati awak tapikik.
‘Kesopansantunan dia membuat hati saya terpikat.’
D. Nomina yang berasal dari persona
1. Nomina dari nama diri, seperti: Deni, Niko, Saman.
Contoh:
Niko tu pandai bagitar jo balagu.
‘Niko itu pandai bergitar dan bernyanyi,’
Deni mangatoan, kalau inyo barasa dari Karinci Jambi.
‘Deni mengatakan, kalau dia berasal dari Kerinci Jambi.’
2. Nomina dari kekerabatan misalnya, uda ‘kakak laki-laki’, uni ‘kakak perempuan’, amak ‘ibu’, abak ‘ayah’
Contoh:
Uda alah karajo tapi sampai kini alun babini lai doh.
‘Kakak sudah bekerja tapi sampai saat ini masih belum menikah.’
Abak sadang maraih gala dotor di Jakarta.
‘Ayah sedang meraih gelar doktor di Jakarta.’
3. Nomina dari pengganti nama misalnya, inyo ‘ia, dia’, awak ‘saya, kita’, mareka ‘mereka’
Contoh:
Inyo sabana sanang kalau Pak Amir nan maaja.
‘Ia benar-benar senang kalau Pak Amir yang mengajar.’
Awak aruih manolong dunsanak awak nan kanai busuang lapa.
‘Kita harus menolong saudara kita yang terkena busung lapar.’
4. Nomina dari gelar adat, misalnya: Datuak, Sutan, Rajo, Malin, Bagindo, dan lain-lain.
Contoh:
Rizal tu diagih gala Rajo Bujang di dalam suku Koto.
‘Rizal itu diberi gelar adat Rajo Bujang di dalam suku Koto.’
Halim digalai Sutan Batawi dek kawan-kawannyo.
‘Halim digelari Sutan Betawi oleh teman-temannya.’
5. Nomina yang menyatakan orang atau diperlakukan seperti orang, misalnya: ubilih ‘iblis’, antu ‘hantu’, malaikaik ‘malaikat’, dan lain-lain.
Contoh:
Ubilih jan dipaliaro dalam hati kalao lai nio hiduik salamaik.
‘Iblis jangan dipelihara dalam hati kalau ingin hidup selamat.’
Batang baringin gadang tu ditunggui dek antu.
‘Pohon beringin besar itu dihuni oleh hantu’.
E. Beberapa Kategori Pronomina
1. Berdasarkan teks wacana
a. Pronomina di dalam teks, apabila yang digantikan terdapat dalam wacana.
Contoh:
Siti pandai manjaik baju, jaitannyo rapi jo barasiah.
‘Siti pandai menjahit baju, jahitannya rapi dan bersih.’
Saimah manarimo sagalo parintah lakinyo.
‘Saimah menerima semua perintah suaminya.’
b. Pronomina di dalam teks apabila yang digantikan terdapat di luar wacana.
Contoh:
Itu bana nan ambo cari.
‘Itu benar yang saya cari.’
Ambo nan mancaliaknyo.
“Saya yang melihatnya.’
2. Berdasarkan Referennya
a. Pronomina Takrif
Pronomina yang menggantikan nomina jelas referennya, yang terbatas pada persona. Jenis ini terdiri atas:
1. Pronomina persona pertama
Tunggal: ambo, aden, awak, denai, sayo, wakden.
Contoh:
Ambo nan manyuruahnyo pai.
‘Saya yang menyuruh dia pergi.’
Denai nak pai main bulu tangkis.
‘Saya mau pergi main bulu tangkis.’
Wakden sabana sayang ka inyo.
‘Saya sangat sayang kepadanya.’
Jamak: awak, kito, kami
Contoh:
Kami lai tau jo untuangnyo.
‘Kami sangat tahu dengan nasib diri.’
Beko kok alah kayo, kito bali oto nan paliang gadang.
‘Nanti kalau sudah kaya, kita beli mobil yang paling besar.’
Awak sakampuang ruponyo, kok bantuak ndak tau se.
‘Kita satu kampung rupanya, kok seperti tidak kenal saja.’
2. Pronomina persona kedua
Tunggal: ang, angku, kau, wak ang, wak kau.
Contoh:
Manga ang indak pai mangaji?
‘Mengapa kamu tidak pergi mengaji?’
Ambiaklah dek wak ang ma nan katuju!
‘Ambilah oleh kamu mana yang kamu sukai!’
Angku yo sabana santiang baso Inggirih.
‘Kamu benar-benar hebat berbahasa Inggris.’
Jamak: baliau ‘beliau’ dan kalian
Contoh:
Baliau alah maagiah tau ka kita, bisuak ujian.
‘Beliau sudah memberi tahu kepada kita, besok kita ujian.’
Kalian yo subana mada yo.
‘Kalian benar-benar nakal ya.’
3. Pronomina persona ketiga
Tunggal: inyo ‘dia’, nyo ‘nya’, baliau ‘beliau’
Contoh:
Nyo balari sakancang-kancangnyo.
‘Dia berlari sekencang-kencangnya.’
Inyo sangaik rajian bakarajo.
‘Dia sangat rajin bekerja.’
Kalau baliau alah tibo, agiah tau kami yo?
‘Kalau beliau sudah datang, beri tahu kami ya?’
Jamak: inyo (nyo) ‘dia’, awaknyo ‘mereka’, baliau ‘beliau’.
Contoh:
Alah pai inyo kasadonyo?
‘Sudah pergi dia semuanya?’
Baliau tu lai namuah maliek awak.
‘Beliau itu apakah mau melihat kita.’
Inyo dan baliau disamping persona tunggal juga digunakan untuk jamak.
b. Pronomina Tak Takrif
Pronomina yang tidak jelas referennya. Misalnya: siapo ‘siapa’, apo ‘apa’, sianu ‘siapa, sesuatu’, surang ‘sendirian’, dan lain-lain.
Contoh:
Siapo lai nan namuah bakarajo?
‘Siapa lagi yang mau bekerja?’
Sianu nan manggeser tampek duduaknyo.
‘Seseorang yang menggeser tempat duduknya.’
Ang sibuak bana mah, apo juo lai ang cari.
‘Kamu sibuk sekali, apa lagi yang kamu cari?’
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa nomina dalam bahasa Minangkabau terdiri atas:
- Nomina yang menunjuk pada makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan, atau yang diperlakukan sebagai manusia), benda mati, sesuatu yang berkaitan dengan alam, tubuh manusia, dan lain-lain.
- Nomina yang berasal dari kata turunan dan kata dasar.
- Nomina yang berasal dari proses afiksasi dan penambahan partikel si, dan nan.
- Nomina yang berasal dari pronomina yang menggantikan fungsi nomina.
Diharapkan pembahasan dalam makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mengkaji bahasa Minangkabau yang lebih luas dan mendalam terutama pada kelas kata nomina dengan data dan teknik yang beragam serta mencakup berbagai daerah pemakai bahasa Minangkabau. Kajian ini juga dapat dijadikan referensi utuk mengkaji jenis kata lainnya dan bahasa daerah lainnya.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan. dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Freis, Charles Carpenter. 1952. The Structure of English: An Introduction to the Construction of English Sentence. New York: Harcourt Brace and Company.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Moussay, Gerard. 1990. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Verhar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah mada University Press.
Hopcroft, John E, dkk. 2007. Teori Bahasa dan Otomata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Read More..